Home Blog Page 141

Bukan Hanya Sekedar Sahabat

0
“Saya lebih paham pak Syukri luar dalam daripada bu syukri sendiri.” Begitulah ungkapan KH. Hasan Abdullah Sahal menggambarkan kedekatannya dengan KH. Abdullah Syukri Zarkasyi. Bagaimana tidak sejak remaja memang mereka berdua merupakan saudara dekat, baik di lingkungan kampung Gontor maupun saat menjadi santri. Begitu pula saat mereka berdua merantau menuntut ilmu selalu bersama dan sehobi baik dalam bidang seni maupun olahraga. Kebersamaan itulah yang tidak dapat dipungkiri saat beliau berdua diberi amanah untuk memegang tampuk kepemimpinan pasca Trimurti.
“Saya bersama Ustadz Syukri sejak zaman main bola zaman bola karet… sampai menjadi pemain top,” kenang beliau.
Suka duka beliau lalui bersama, tak sedikit rintangan yang beliau lalui, tak sedikit cacian yang beliau terima selama berdua memegang estafet kepemimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Beliau selalu duduk bersama di kantor pimpinan, merencanakan sesuatu, membijaki permasalahan, berembuk kemajuan pondok, memberikan wejangan kepada kader-kader pondok, menempa guru dan santri bersama. Tak ayal itu menjadikan beliau berdua sangat paham luar dalam karakter masing-masing.
Sore itu tepat pukul 16.10 WIB beliau KH. Hasan Abdullah Sahal terlihat menangis tersedu-sedu di depan pintu kamar dimana KH. Abdullah Syukri Zarkasyi dirawat selama ini, ucapan belasungkawa kepada keluarga Kyai Syukri (sapaan akrab KH. Abdullah Syukri). Tampak kesedihan mendalam dari wajah beliau telah ditinggalkan salah satu Saudara, Sahabat terbaiknya yang selama kurang lebih 20 tahun bersamanya menjalankan amanah pondok ini. Momen yang sangat mengharukan bagi siapapun yang mungkin melihatnya, susah digambarkan dengan kata-kata karena itu hanya bisa diraba dengan hati.
“InsyaAllah bersama para sahabat… hawariyyiin…” ungkap Kiai Hasan sesaat sebelum memimpin shalat jenazah.
Untuk Kyaiku semuanya, hanya bisa ku kirimkan Al-Fatihah…
Catatan oleh: Al-Ustadz Jumhurul Umami, M.Cs.

Jannah Bagimu, Kiai Syukri

0

Sebelum kita menjadi pimpinan, apa kata orang? Kira-kira siapa ya, yang akan menggantikan Pak Zar dan Pak Sahal, yang mengerti masalah keuangan, dan yang tegas terhadap segala sesuatu? Begitu Pak Zar meninggal, dipilihlah Pak Syukri, Pak Hasan, dan Pak Shoiman; dan kami tidak mengira, kalau kami bisa melakukan apa yang dilakukan Trimurti. Tapi Alhamdulillah, sekarang kami bisa menjadi seperti Trimurti.

Setelah berkeliling, beliau menurunkan Pak Hasan dan Pak Syamsul di depan rumah, kira-kira pukul 11-an, setelah itu, kami dapat kabar bahwa beliau jatuh sakit. (KH. Hasan Abdullah Sahal, dalam ‘Allamatnil Hayah-Kehidupan Mengajariku Jilid 1, hal 312)

Kisah tersebut masih terngiang dalam benak kita, saat Kiai Abdullah Syukri Zarkasyi menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (21/10), pukul 15.50 WIB di kediaman beliau. Delapan tahun lalu, saat beliau dengan marwahnya, aktif memimpin Pondok Modern Darussalam Gontor, bersama KH Hasan Abdullah Sahal dan KH Syamsul Hadi Abdan. Dan dalam delapan tahun itu, beliau berjuang keras melawan sakit, agar mampu kembali aktif memimpin Gontor.

Kepergian Kiai Syukri adalah duka mendalam bagi keluarga besar Gontor. Belum hilang air mata melepas kepergian Kiai Syamsul bulan Mei lalu, kini duka kembali menghampiri. Dua dari tiga orang Pimpinan Pondok, pergi dalam hitungan bulan. Ujian yang sangat berat bagi para santri, guru, keluarga, dan para alumni Gontor.

Terhitung sejak tahun 1985, Kiai Syukri, sapaan akrab beliau, menjadi Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, bersama KH Hasan Abdullah Sahal dan KH Shoiman Luqmanul Hakim. Pada usia yang masih belia, Kiai Syukri menjadi pewarna gerak juang Gontor dengan segala rumusan filsafat hidup yang masih kita hafal.

Apabila dalam tempo 5 tahun atau 8 tahun, seorang pemimpin tidak ada prestasi, berarti dia tidak pernah ada kerja keras. (KH Abdullah Syukri Zarkasyi, Bekal Pemimpin, hal 104)

Salah satu bukti kongkrit prestasi kepemimpinan beliau adalah dengan diresmikannya Gontor Putri di tahun 1990. Berlanjut pada pewakafan Gontor 3 di tahun 1993, peresmian Gontor 2 di tahun 1995, kemudian pewakafan Gontor 4 di tahun 1990, hingga Gontor Putri 8 yang baru saja memulai proses pembelajarannya di tahun 2020 ini. Tercatat, hingga kini Gontor memiliki 20 kampus, dengan rincian 12 kampus putra dan 8 kampus putri, tersebar di seluruh pelosok nusantara.

Selain pembukaan kampus-kampus Gontor, dalam masa 35 tahun beliau memimpin, bersama Kiai Hasan dan Kiai Syamsul, Gontor melaksanakan peringatan-peringatan dalam rangka kesyukuran Pondok Modern Darussalam Gontor; Peringatan 8 Windu (1991), Peringatan 70 tahun (1996), Peringatan 80 tahun (2006), dan Peringatan 90 tahun (2006). Masih teringat di benak kita, bagaimana mata dunia tertuju ke Gontor saat Grand Syeikh Al-Azhar Ahmad Sayyid Thontowi dan Presiden RI SBY hadir dalam Resepsi Kesyukuran Peringatan 80 tahun.

Begitu juga dengan perguruan tinggi, sesuai amanat Piagam Wakaf, pada tahun 2014 Unida Gontor dapat disahkan menjadi sebuah universitas. Sebuah pemenuhan amanat yang menjadi kebanggaan kita bersama. Belum lagi perhatian besar beliau terhadap pondok-pondok pesantren alumni. Banyak tanah-tanah wakaf yang kini telah berdiri di atasnya balai-balai pendidikan; arahan, nasihat, dan doa Kiai Syukri ada di sela-sela bangunan itu.

Ekonomi proteksi, satu rumusan penting peninggalan Kiai Syukri. Diimplementasikan secara langsung di seluruh kampus Gontor. Unit-unit usaha didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup santri, guru, dan keluarga. Aturan dilarang berbelanja pada retail sekitar Pondok diperketat. Sehingga falsafah “Dari santri, oleh santri, dan untuk santri” dapat terlaksana.

Rasanya tulisan ini tidak dapat menjabarkan perjuangan beliau secara menyeluruh, masih ada banyak, banyak sekali, pengaruh, jasa, nasihat, falsafah, arahan, dan bimbingan Kiai Syukri yang terngiang di benak kita. Insya Allah husnul khatimah, Kiai Syukri. Jannah bagimu, Kiai Syukri. binhadjid

Buayan Sayang Pak Kiai: Catatan kecil tentang KH Abdullah Syukri Zarkasyi

0

Oleh: A. Fuadi

Saya seperti sekarang ini, antara lain karena pernah diayun-ayun di “buayan sayang” seorang kiai, Pak Syukri. Buayannya: kata-kata penuh energi yang menyentrum. Ketika saya nyantri di Gontor 1988-1992, petuah KH Abdullah Syukri Zarkasyi selalu kami tunggu-tunggu. Temanya macam-macam: visi ke depan, nilai pondok, travelogue melawat ke Amerika dll. Pidatonya itu bagai buayan bagi jiwa kami, ceritanya berayun, tapi mengalir deras, menyetrum, menyemangati.

Seingat saya, Pak Syukri selalu membanggakan santrinya, membesarkan hati kami, dan kami selalu dianggap anak-anak terbaiknya. Kalau beliau sudah naik podium, sudah pasti seisi aula bisa gemuruh oleh tepuk tangan atau oleh suara ketawa kami mendengar humornya. Tapi begitu suara ketawa hilang, sesaat kemudian beliau mengubah nada bicara, jadi tegas. Kami seketika memasang muka serius, karena saat itu Pak Syukri menuntut kami mengerahkan segala upaya dan doa untuk menjadi yang terbaik. Beliau memang tak kenal tawar menawar untuk hasil yang terbaik, yang tercepat, yang terdepan. Target dan mimpi-mimpinya besar. Dan energi itu mengalir ke kami, untuk juga berani bermimpi besar. Mimpi yang ditumpangkan sepenuhnya pada doa, pada usaha, pada keikhlasan. Biasanya, selepas mendengar wejangannya, rasanya kami bagai bisa terbang dan melakukan apa saja.

Saat saya kelas akhir di Gontor, Pak Syukri mengajar pelajaran mantiq (logika) di kelas saya. Kelas ini juga kami tunggu-tunggu, karena kapan lagi langsung diajar kiai. Yang menyenangkan, Pak Syukri gemar berbagi hikayah, atau cerita-cerita inspiratif di luar pelajaran. Kami kembali dibuai di buayannya.

Setamat Gontor, lama saya tidak kontak dengan Pak Syukri, sampai kemudian saya menulis novel Negeri 5 Menara tahun 2009. Di beranda rumah beliau di dekat pohon asem itu, saya untuk pertama kali berhadapan satu lawan satu dengan beliau. Saya deg-degan. “Kamu sudah saya tunggu-tunggu. Kamu itu sudah membuat bom. Bom kebaikan dalam bentuk buku, mengenalkan apa itu pesantren.” Kira-kira begitu kata-kata beliau yang saya ingat. Alangkah hebatnya beliau membuai jiwaku.

Tahun 2011 saya sowan lagi ke beliau, kali ini untuk meminta izin melakukan syuting film Negeri 5 Menara di Gontor. Hampir tidak mungkin terjadi, tapi beliau akhirnya mengiyakan, dan bahkan ikut pula jadi cameo. Setahun setelah itu Pak Syukri kena stroke dan sulit bicara. Tapi dalam kondisi sulit ini Pak Syukri pun terus mengayunkan buayannya dengan cara lain. Dengan penuh semangat, walau stroke, beliau tetap hadir di acara-acara pondok. Membuat kita yang melihat, terharu, tapi juga tersemangati. Terinspirasi.

Terima kasih Pak Syukri karena terus mengayunkan buayan sayang buat kami sampai akhir hayat. Kini buayan itu boleh berhenti berayun ketika Pak Syukri diantar ke liang lahat esok hari. Tapi energi sentrum Pak Syukri, akan terus berdenyut di hati kami, sepanjang hayat dikandung badan. Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu. Selamat jalan kiaiku, kiai kami. (A. Fuadi, alumni Gontor, penulis novel. IG @afuadi)

 

Video Kiai Syukri tentang Film Negeri 5 Menara: Arti Man Jadda Wajada

 

Informasi Pemakaman Alm. Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.

0

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Berikut kami informasikan rangkaian proses pemakaman Ayahanda, Alm. Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.

Kamis, 5 Rabi’ul Awwal 1442/22 Oktober 2020

09.00 WIB Jenazah disholatkan oleh seluruh Keluarga Besar PMDG di Masjid Jami’ PMDG.

10.00 WIB Jenazah dimakamkan di Pemakaman Keluarga PMDG.

Bagi yang berkenan takziyah, dipersilahkan datang besok pagi pukul 09.00 WIB, dan diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, serta mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah SWT menerima seluruh amal baik almarhum, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkan beliau disisi-Nya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Sekretaris Pimpinan PMDG

 

Video Tausiyah Kiai Syukri:

 

Ayahanda Dr KH Abdullah Syukri Zarkasyi Berpulang ke Rahmatullah

0

Inna lillahi wa innaa ilaihi rajiuun. Ayahanda Dr KH Abdullah Syukri Zarkasyi, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, tutup usia, berpulang ke rahmatullah pada Rabu 21 Oktober 2020, pukul 15.50 di rumah Gontor. Pada 2012 Kiai Syukri terkena serangan stroke dan semenjak saat itu beliau beberapa kali menjalani perawatan intensif.

Beliau lahir di Gontor pada tanggal 19 September 1942. Beliau adalah Putra pertama dari KH. Imam Zarkasyi salah seorang Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor.

Dalam informasi yang disampaikan oleh Prof. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A., beliau menyampaikan “Mohon doanya semoga dosanya diampuni, dan amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan semoga husnul khatimah.”

Riwayat Pendidikan

Menamatkan Sekolah Dasar di desa Gontor pada tahun 1954. Setelah menamatkan Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Darussalam Gontor pada tahun 1960 melanjutkan studi di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga mendapatkan gelar Sarjana Muda tahun 1965. Adapun gelar Lc. didapat dari Al Azhar University Kairo, Mesir pada tahun 1976. Kemudian melanjutkan studi di lembaga yang sama hingga meraih gelar MA. pada tahun 1978, dan gelar Doctor Honoris Causa pada 2005 dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pengalaman Organisasi

1. Pengurus HMI Cabang Ciputat – Jakarta (1964)

2. Pengurus HPPI (Pelajar Islam) Cairo (1971)

3. Pengurus PPI Den Hag – Belanda (1975)

4. Pimpinan Pondok Modern Gontor (1985 – sekarang)

5. Ketua Majlis Ulama Indonesia Kab. Ponorogo.

6. Ketua Badan Silaturrahmi Pondok Pesantren Jawa Timur (1999 – sekarang)

7. Ketua Forum Silaturrahmi Umat Islam Ponorogo (1999 – sekarang)

8. Ketua MP3A Depag (Majlis Pertimbangan Pendidikan dan Pengajaran Agama (1999 – sekarang)

9. Dewan Penasehat MUI Pusat.

Pengalaman ke Luar Negeri

  1. Tour ke Belgia – Jerman – Perancis (1975)
  2. International Visit Program ke Amerika Serikat selama 1 bulan (1986)
  3. London (1986).
  4. Seminar Bahasa Arab di Brunei Darussalam pada tahun 1989.
  5. Comparative Study ke Pakistan pada tahun  1991 dan 2000.
  6. Study Tour ke Thailand bersama 20 guru Gontor (1997).
  7. Aligarh University India (1999).
  8. Kunjungan ke Malaysia, Universitas Antar Bangsa (IIU).

Karya Tulis:

  1. Pokok-Pokok Pikiran untuk  Perubahan Pendidikan Nasional
  2. Refleksi dan Rekonstruksi Pendidikan Islam: Model Pendidikan Pesantren Ala Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo
  3. Menggali Sumber Keuangan Madrasah : Strategi dan Teknik
  4. Pengelolaan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo
  5. Pengelolaan Pendidikan dan Pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo
  6. Pola Pendidikan Pesantren Sebuah Alternatif
  7. Strategi dan Pola Manajemen Pendidikan Pesantren
  8. Optimalisasi Peran Sektor Pendidikan dalam Pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia
  9. Etika Bisnis dalam Islam dan Relevansinya Bagi  Aktivitas Bisnis di Dunia Pendidikan Pesantren: Studi Kasus Pondok Modern Darussalam Gontor
  10. Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Modern Gontor
  11. Optimalisasi Peran Sektor Pendidikan dalam Pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia: Pengalaman Pondok Modern Darussalam Gontor
  12. Pendidikan Pesantren di Era Modern
  13. Peran Agama dan Budaya Islam dalam Mendorong Perkembangan Iptek: Iptek di  Pondok Modern Darussalam Gontor

Video Tausiyah KH Abdullah Syukri Zarkasyi:

 

 

Ujian Tulis di Gontor 3 Resmi dimulai

0

Darul Ma’rifat – Setelah menjalani ujian lisan selama ± 9 hari para santri memasuki masa ujian tulis, yang mana pada pagi hari ini seluruh santri dan guru berkumpul di depan masjid Jami’ Gontor 3 guna melaksanakan pembukaan ujian tulis pada semester pertama ini sekaligus mengantar para santri ke tempat ujian mereka masing – masing.

Pada pagi ini bapak wakil pengasuh, Al Ustadz H. Heru Wahyudi, S. Ag menyampaikan لَيْسَ للإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى (manusia tidak memiliki apa-apa kecuali apa yang ia usahakan) sebagai peringatan bahwa santri harus lebih giat belajar lagi dalam menghadapi ujian tulis ini, beliau juga menyampaikan bahwa usaha kita dan ibadah kita harus benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari,bahkan beliau menimpali bahwasanya dari ujian ini juga sebagai potret masa depan santri dalam jangka waktu 10-25 tahun mendatang, jika bersungguh-sungguh In Sya Allah akan menjadi baik di kedepannya. Dan tak lupa beliau mengingatkan para santri untuk selalu berdisplin dalam ujian ini,mereka tidak diperkenankan untuk membawa kertas, barang sekecil apapun, bahkan barang siapa yang berbuat curang akan langsung dikenakan sanksi tanpa toleransi sama sekali, karena berarti mentalnya tidak lulus dalam ujian ini dan juga jujurnya tidak ada.

Ujian di Gontor tidaklah mengandalkan teknologi semata, semua yang pekerjaan disini dilakukan secara manual tanpa mesin sama sekali, karena untuk menjaga nilai-nilai pondok dalam ujian sekaligus menjaga sakralitas ujian di pondok ini. Selanjutnya, ujian ini resmi dibuka dengan membaca al-Fatihah secara serentak yang dipimpin oleh bapak Wakil Direktur KMI, Al Ustadz Aris Hilmi Hulaemi, M. Ud, semoga para  santri selalu diberi limpahan rahmatnya dan dimudahkan dalam ujian ini.. Aaammiiiinnn…AriaKamal

Musamahah : Waktu untuk Santai atau Tancap Gas !!!

0

Darul Ma’rifat – Bil Imtihani yukromul mar’u aw yuhanu.”dengan ujian seseorang akan dimuliakan atau dihinakan “ pepatah yang sudah tak asing lagi  bagi kita sebagai seorang  santri . pepatah ini akan muncul ketika sudah hampir mendekat hari – hari  ujian. Waktu dimana seluruh santri akan mempersiapkan dirinya sebagai prajurit –prajurit yang akan berperang selama 11 hari kedepan . Bukan hanya mental yang dipersiapkan ,tapi dari hal sekecil apapun akan dipersiapkan sebelum menghadapi ujian ini, karenaUjian digontor berbeda dengan ujian di sekolah lainnya. Di Gontor ada 2 macam ujian yang akan dihadapi, yaitu ujian tulis dan ujian lisan , keduanya akan dilaksanakan dalam waktu sebulan .Tapi disela -sela itu ada sesuatu yang unik tak akan ditemukan di sekolah lainnya. yaitu apa yang biasa kita sebut dengan hari Musamahah .

Musamahah merupakan satu istilah yang biasa digunakan santri – santri Gontor kala menghadapi ujian . Adanya musahamah guna mempersiapkan materi ujian yang akan dihadapi esok hari. Pentingnya musamahah guna mempersiapkan diri , mental dan juga otak yang sudah berhari – hari digunakan untuk berfikir dan belajar . Musahamah ini juga untuk mengistirahatkan fikiran sejenak. Begitulah cara dan proses jalannya ujian di Gontor yang berbeda sistemnya dengan sekolah manapun . Karena pada hakikat nya ujian itu untuk belajar , bukan belajar untuk ujian. RaihanHusfi

Alhamdulillah, Alat Swab Test Wakaf dari Komas untuk Gontor telah Dilaunching di RSU ‘Aisyiyah

0

Ponorogo – Alhamdulillah, berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT, alat untuk swab test milik Gontor yang merupakan wakaf dari Komas (Komunitas Santri) telah dilaunching untuk mulai digunakan di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo, Selasa (20/10/2020).  Pada saat berita ini diturunkan, alat Swab Test ini merupakan yang pertama di Ponorogo dan Eks-Karasidenan Madiun.

Bekerja sama dengan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dan Komunitas Masyarakat Santri (Komas), Rumah Sakit Umum (RSU) ‘Aisyiyah akhirnya meresmikan pelayanan Real Time – Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang merupakan alat untuk Swab Test tersebut di Aula RS lt. 4.

Tampak hadir dalam acara peresmian Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor Prof. Dr. KH Amal Fathullah Zarkasyi, MA, Ketua Komas Ustadz H. Muhammad Faiq Hafid, Direktur RSU ‘Aisyiyah Ponorogo dr. Wegig Widjanarko, MMR, (Plt.) Bupati Ponorogo Dr. H. Soedjarno, MM, Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, drg. Rahayu Kusdarini, M.Kes.

Dalam sambutannya, Direktur RSU ‘Aisyiyah dr. Wegig Wijanarko mengucapkan terima kasih kepada Komas yang telah membantu dalam penyelenggaraan pelayanan PCR ini.

“Pelayanan ini bisa terwujud karena kerja sama dan didukung sepenuhnya oleh Komas,” ujarnya.

“Kita mempersiapkan ini semuanya cukup lama baik kebutuhan sarpras maupun SDM. Kurang lebih 2-3 bulan,” imbuhnya.

Menurutnya, alat yang ada di RSU ‘Aisyiyah ini bisa mendiagnosa 45 spesimen dalam 1 shift per hari dan bisa ditingkatkan menjadi 90 spesimen dengan 2 shift kerja. Pelayanan RT-PCR ini merupakan yang pertama di Eks Karesidenan Madiun, tambahnya.

Sementara Ketua Komas, Ustadz Faiq, dalam sambutannya, mengingatkan karakter santri dalam menghadapi wabah covid-19 ini.

“Sebagai seorang santri kita tidak cuma 3M, yaitu menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker saja, namun kita tambahi dua hal lagi yaitu berwudhu dan berdoa,” jelasnya.

“Ini kesempatan umat Islam untuk berdakwah. Sikap kita adalah innaa lillaahi wainnaa ilaihi raaji’un, kita semua ini milik Allah dan kita semua akan kembali kepada-Nya,” imbuhnya.

Terakhir, Ustadz Faiq menegaskan, dengan tagline “Merajut Ukhuwah Membangun Negeri”, Komas akan selalu berkhidmat kepada umat.

(Plt.) Bupati Ponorogo Dr. H. Soedjarno atas nama Pemerintahan Daerah Ponorogo mengungkapkan rasa terima kasih dan syukurnya kepada Allah dan semua pihak yang turut membantu dalam mewujudkan pelayanan PCR ini.

“Kita bersyukur hari ini di Ponorogo sudah ada PCR. Tentunya ini merupakan pelayanan yang lebih bagus kepada masyarakat. Semoga semuanya berkah, amin,” ujarnya.

“Dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, pelayanan PCR di RSU ‘Aisyiyah ini dimulai,” ucapnya ketika membuka pelayanan PCR secara resmi.

Pada penghujung sambutan, Rektor Unida Gontor, Prof. Dr. KH Amal Fathullah Zarkasyi, MA berkesempatan untuk menyampaikan tausiyah terkait dengan menghadapi tantangan dan cobaan covid-19.

Sebelum menyampaikan tausiyah, Prof. Amal menerangkan perjuangan PMDG dalam menghadapi pandemi covid-19 di lingkungan pondok pesantren.

“Setelah 86 santri PMDG Kampus 2 positif covid-19 dinyatakan negatif pada bulan Agustus yang lalu dan Pondok Gontor dianggap berhasil dalam penanganannya dengan dibantu oleh semua pihak, alhamdulillah sekarang seluruh kampus PMDG bisa kita katakan negatif covid-19,” terang beliau.

Prof. Amal juga mengingatkan pentingnya bersabar dalam menghadapi ujian covid-19 ini.

“Sesungguhnya Allah menciptakan hidup dan mati itu adalah untuk menguji keimanan kita. Ketika mendapat kenikmatan kita bersyukur, ketika mendapat musibah kita bersabar,” jelasnya.

Prof. Amal juga sangat mengapresiasi usaha dan peran Komas dalam mewujudkan pelayanan PCR ini.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Komas atas bantuan alat PCR senilai 3,2 miliar ini, yang mana merupakan sumbangan dari para alumni,” ujarnya.

“Dengan diresmikannya pelayanan PCR ini, kita dapat membantu pemerintah dalam menanggulangi covid-19 dan semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dalam menerima ujian covid-19 ini,” papar Prof Amal yang sebelumnya telah diundang untuk berbicara dalam forum internasional tentang penanganan covid-19.

Wakil Ketua dan sekaligus Jubir Satgas Gontor, Dr. Adib Fuadi Nuriz menambahkan bahwa langkah ini adalah bentuk keseriusan Gontor dalam menangani wabah covid-19.

Mujib Abdurrahman / Ed. M. Taufiq Affandi

 

Pembagian Tugas Ujian Tulis : Ujian adalah Ibadah

0

Darul Ma’rifatفَاِذَا فَرَغۡتَ فَانۡصَبۡۙkalimat inilah yang pertama kali didengar oleh para guru dan juga santri kelas 6 pada kesempatan ini, yang menandakan bahwasanya ujian lisan sudah berakhir di pondok ini dan akan dilanjutkan dengan ujian tulis, kemudian Bapak Wakil Direktur KMI, Al Ustadz Aris Hilmi Hulaimi, M.Ud melanjutkan dengan beberapa evaluasi mengenai ujian lisan yang baru selesai pelaksanaannya pada hari Ahad kemarin dan memberikan nilai dengan predikat maqbul atas pelaksanaannya.

(19/10/20) Acara rutin yang selalu dilaksanakan setiap semester ini dimulai pada jam 07.30 pagi di Aula BPPM Gontor 3, pada pagi ini seluruh Guru dan Santri kelas 6 wajib menghadirinya tanpa terkecuali. Pada kesempatan ini bapak Wakil Pengasuh menyampaikan, bahwasanya ujian di Gontor itu dibagi menjadi 3, diantaranya Ujian Keilmuan (Imtihanu Kafa’ati-l-‘Ulum), Ujian Keterampilan (Imtihanu-l-Maharah), dan Ujian Budi Pekerti/Akhlaq (Imtihanu-l-Suluk). Kemudian beliau juga menyampaikan bahwasanya Ujian di Gontor itu penuh dengan disiplin, barang siapa yang mencotek maka akan diskors atau dipulangkan selama satu tahun ajaran.

Beginilah sistem pendidikan di Pondok Gontor semua pekerjaan selalu diawali dengan pengarahan yang berisi ajakan untuk bersyukur dan juga selalu ikhlas dalam pelaksanaanya. Dan adanya pembagian tugas ini untuk membagi Tugas untuk para guru dan Santri kelas 6 sesuai porsinya masing-masing, sekaligus menjadikan mereka ikut andil dalam pelaksanaan ujian Tulis ini tanpa ada seorangpun yang tinggal di pondok ini tanpa tugas apapun.AriaKamal

Kewajiban Menuntut Ilmu: Dalil dari Al-Quran dan Hadits

0

Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits. Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu.

 

Allah menerangkan anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Quran Q.S. Al-Mujadalah ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan hartanya apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

 

Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

 

Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar:

أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.

 

Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan sampai akhir hayat kita. Kewajiban ini akan terus ada dan tidak akan terlepas hingga akhir hayat kita. Semoga kita dapat menjadi muslim yang dimuliakan Allah dengan ilmu kita. Amiin. (Dinulcahya / Ed. M. Taufiq Affandi)

[clear]

Artikel Terkait Kewajiban Menuntut Ilmu:

Keikhlasan Trimurti Dalam Mengajar

Jelang Ujian, Belajar Malam Keliling Tingkatkan Miliu Belajar Santri

HTQ : Sebaik-baiknya Kalian Adalah Yang Belajar Al-Quran Dan Mengajarkannya

[clear]

Video Terkait Belajar:

[clear]