Home Blog Page 9

Tarbiyah ‘Amaliyyah, Awali Rentetan Ujian Siwa Akhir KMI

0

GONTOR- Hari Sabtu (30/11) merupakan awal dimulainya agenda ujian praktek mengajar atau dikenal dengan istilah Tarbiyah ‘Amaliyyah bagi Siswa Kelas Akhir KMI di seluruh kampus Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).

Adapun di Kampus Pusat sendiri, sebanyak sembilan orang siswa ditunjuk untuk melaksanakan ujian praktek mengajar perdana di kelas-kelas yang telah ditentukan oleh panitia Tarbiyah ‘Amaliyyah. 

Suasana praktek mengajar siswa akhir KMI di gedung Aula Rabithah.

Mereka yang ditunjuk sebagai pengajar perdana akan disebar ke sembilan tempat yang telah dipenuhi oleh Siswa Kelas Akhir KMI lainnya. Sehingga, para Siswa Kelas Akhir KMI dapat melihat dan memperhatikan bagaimana cara melaksanakan praktek mengajar sesuai dengan kaidah yang ada.

Selain itu, para siswa akhir juga akan mendapat bimbingan langsung dari para bapak guru pembimbing di setiap tempat. Bahkan, Direktur KMI beserta wakil-wakilnya juga akan turut serta menghadiri agenda ini guna membimbing langsung jalannya praktek mengajar.

Siswa akhir KMI yang menjadi pengoreksi pada waktu berlangsungnya praktek mengajar.

Yang tak kalah penting dari praktek mengajar adalah sesi pembacaan evaluasi mengajar. Di mana pengajar akan mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembimbing dan siswa akhir lainnya terkait evaluasi selama mengajar.

Sesi evaluasi pengajar yang dipimpin langsung oleh Al-Ustadz Farid Sulistyo, Lc.

Meskipun hanya menguji 9 orang siswa akhir pada Tarbiyah ‘Amaliyyah Perdana, nantinya semua siswa akhir KMI akan mendapat giliran untuk menjalani praktek mengajar sesuai dengan pelajaran dan kelas yang ditentukan.

Pasalnya, sudah menjadi tujuan utama dari pendidikan di PMDG untuk melahirkan guru-guru di masa yang akan datang. Bahkan meskipun nanti tidak berprofresi sebagai guru, alumni KMI sekurang-kurangnya harus tetap bisa mengajar dan menyampaikan ilmu kepada orang lain. 

(Berita: Mahadi, Foto: Wahyu, Reviewer: Qoid Ibadurrahman, Winka Ghozi).

Related Articles:

Lima Santriyah Terpilih untuk Menjadi Qudwah dalam Tarbiyyah ‘Amaliyah Perdana di Gontor Putri 1

Tarbiyah ‘Amaliyyah, Persiapan Siswa Akhir KMI Menjadi Guru di Masa yang Akan Datang

Direktur KMI Pusat, Tinjau Kegiatan Tarbiyah Amaliyah

Maklumat Pimpinan Pondok Tentang Kunjungan Ke PMDG

0

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Kami dari Sekretaris Pimpinan ingin menyampaikan maklumat Pimpinan PMDG terkait Kunjungan ke kampus PMDG.

  1. Batas waktu kunjungan tamu dan wali santri yang sebelumnya ditentukan pada tanggal 11 Jumadal Akhirah 1446/13 Desember 2024, dimajukan menjadi tanggal 27 Jumadal Ula 1446/29 November 2024.
  2. Maklumat ini hanya berlaku untuk kunjungan ke PMDG Kampus Pusat, Ponorogo.
  3. Tidak diperkenankan melaksanakan segala bentuk kunjungan ke termasuk ke Pimpinan PMDG bagi tamu, wali santri dan alumni PMDG setelah waktu tersebut.
  4. Ketentuan ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi.

Demikian maklumat ini kami sampaikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Sekretaris Pimpinan PMDG

Permohonan Guru Pengabdian

0

PERMOHONAN GURU PENGABDIAN
TAHUN AJARAN 1446-1447/2025-2026

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
.

Sesuai dengan arahan dari Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) dan demi kemudahan serta kelancaran proses penempatan pengabdian alumni Kulliyyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) PMDG, berikut kami kirimkan:

Link Permohonan Guru Pengabdian PMDG Tahun Ajaran 1446-1447/2025-2026

https://bit.ly/formulir_permohonan_guru_pengabdian_2025

Demikian pemberitahuan ini kami buat, agar menjadi perhatian bersama.

Syukran wa jazakumullaah khairan

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

NB:

  • Seluruh lembaga pendidikan/pondok pesantren yang ingin mengajukan permohonan pengabdian WAJIB mengisi link di atas (meskipun sudah mengirimkan surat asli/hard-file maupun soft-file).
  • Kepada setiap pemohon guru pengabdian agar memperhatikan dan mengisi seluruh ketentuan yang ada pada link di atas.
  • Batas akhir permohonan guru pengabdian (link akan ditutup) pada hari Ahad, 16 Rajab 1446/16 Januari 2025.

Hormat Kami,

Bagian Pengabdian
Sekretaris Pimpinan PMDG
CP: 0352-311766

PMDG Lantik 200 Orang Pengurus OPPM dan 46 Pengurus Koordinator yang Baru

0

GONTOR- Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) baru saja menyelenggarakan pergantian pengurus Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka. Rentetan acara pergantian pengurus berlangsung selama 3 hari, dimulai dari Ahad (10/11) hingga Selasa (12/11).

Pelantikan pengurus baru OPPM periode 2025-2026.

Acara ini merupakan agenda tahunan yang mana seluruh pengurus OPPM dan Koordinator melaporkan hasil usaha mereka selama satu tahun bertugas. Segala hal dilaporkan di hadapan keluarga besar PMDG dengan rinci, mulai dari sirkulasi keuangan, korespondensi, hingga inventarisasi bagian.

Pembacaan Laporan Pertanggungjawaban di hadapan seluruh keluarga besar PMDG.

Setelahnya pengurus lama akan menyerahkan mandat kepengurusan tiap-tiap bagian kepada pengurus baru. Adapun pengurus baru OPPM dan Koordinator terdiri dari siswa kelas 5 KMI yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Sebanyak 200 orang pengurus baru OPPM dan 46 orang pengurus baru Koordinator dilantik langsung oleh Pimpinan Pondok dengan mengucap dua kalimat syahadat.

Pergantian pengurus Koordinator Gerakan Pramuka.

Demikianlah PMDG mengajarkan para santrinya untuk berorganisasi dengan sebaik-baiknya dan untuk mempersiapkan kader pemimpin umat di masa yang akan datang. Adanya laporan pertanggungjawaban merupakan wujud sifat amanah para santri dalam menjalankan tugas yang diemban. Selain itu, adanya pergantian pengurus juga merupakan wujud kaderisasi yang memang sangat penting untuk diperhatikan.

(Berita: Mahadi, Foto: Wahyu, Review: Winka Ghozi, Qoid Ibadurrahman).

Related Articles:

Bekali Pengurus Organisasi dengan Penataran Manajemen Keorganisasian

Regenerasi Pengurus OPPM & KGP, Wadah Untuk Belajar Organisasi

Pentingnya Pendidikan Organisasi, PMDG Putri 1 Amanahkan Kepengurusan Konsulat pada Kelas 5 dengan Pemilihan Ketua Konsulat

Pembukaan Semester Kedua, Lembaran Baru Dengan Niat yang Baru

0

GONTOR – Pasca berakhirnya liburan semester pertama, Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) langsung mengadakan Upacara Pembukaan Tahun Ajaran Baru Semester Kedua. Semua keluarga besar pondok, baik santri maupun bapak guru, diwajibkan kembali ke pondok dan mengikuti upacara tersebut pada hari Senin (23/9), di lapangan Gedung Aligarh.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di tahun ini para santri berdiri berbaris rapi membelakangi Balai Pertemuan Pondok Modern (BPPM) yang tengah dalam proses renovasi. Meski demikian suasana berjalannya upacara tetap khidmat layaknya biasanya.

Seluruh siswa KMI mengikuti upacara pembukaan semester baru.

Pimpinan Pondok, K.H. Hasan Abdullah Sahal, mengapresiasi berjalannya kehidupan di Pondok yang disiplin dan dinamis, meski tengah berada di masa-masa liburan.

“Meski tengah liburan, semuanya tetap berjalan dengan dinamis, karena berdisiplin dan berdedikasi”, ucap beliau dalam sambutannya.

Selain itu Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A., juga menghimbau seluruh keluarga besar untuk memperbarui niat dan fokus kepada belajarnya, terlebih karena mereka akan segera menghadapi ujian kenaikan kelas. Terlebih lagi, para Siswa Akhir KMI dalam hitungan bulan akan segera menghadapi Ujian Akhir KMI.

Pesan dari Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A. kepada seluruh santri.

Dengan pembukaan semester yang baru, maka kegiatan akademik KMI segera berjalan dengan normal. Dan insya Allah pada hari Rabu (25/9), kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing akan dimulai.

Bapak Direktur juga berpesan agar seluruh keluarga besar pondok membuka lembaran yang baru ini dengan niat yang tulus dan tekad yang kuat dalam menjalankan pendidikan di PMDG.

(Berita: Mahadi; Foto: Wahyu; Review: Winka Ghozi, Qoid Ibadurrahman).

Related Articles:

Apel Pembukaan Tahun Ajaran Semester Kedua Awali Kegiatan Pendidikan

Liburan Berlalu, PMDG Adakan Pembukaan Tahun Ajaran Semester Dua

Perbaharui Niat dan Langkah dalam Upacara Pembukaan Tahun Ajaran Baru 1444-1445 H

Aktivis Palestina, Husein Gaza Kunjungi PMDG

0

GONTOR – Ustadz Muhammad Husein, jurnalis yang dikenal dengan kanal Youtube Muhammad Husein Gaza, bertamu ke Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) pada Kamis (5/9). Beliau juga membawa serta 2 orang anak Palestina bernama Ramadhan Abu Jazar dan Waleed Abu Jazar. Keduanya merupakan content creator yang aktif membuat konten-konten motivasi terkait perjuangan penduduk Palestina melawan Zionis.

Selepas shalat maghrib berjamaah di Masjid Jami’, seluruh santri PMDG menyimak beberapa nasihat dan petuah yang disampaikan mereka bertiga. Dengan ditemani beberapa asatidz, Ustadz Husein Gaza, Ramadhan, dan Waleed berbicara mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi di Palestina, khususnya Gaza, dan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai umat Islam dan generasi yang akan meneruskan perjuangan di masa mendatang.

Podcast Gontor TV bersama Husein Gaza.Husen Gaza berpidato di hadapan seluruh santri.

Ramadhan menjadi pembicara pertama. Remaja itu bercerita bagaimana 140 anggota keluarganya syahid, dan bagaimana ia berkali-kali pindah tempat tinggal karena rumahnya hancur akibat serangan Israel. Perlu diketahui bahwa, keluarga Abu Jazar merupakan keluarga terpandang di kalangan pejuang-pejuang Palestina. “Banyak hak anak-anak Gaza yang direbut. Padahal mereka adalah anak-anak, mereka tidak memiliki dosa.” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa umat Islam harus mencintai satu sama lain, karena kita bagaikan satu tubuh. Ramadhan kemudian menjelaskan kalau bukan hanya Gaza yang diincar oleh Zionis Israel, melainkan seluruh negara Islam ingin dikuasai mereka. Penduduk Gaza yang berhasil dievakuasi pemerintah Qatar itu mengutuk Netanyahu dan antek-anteknya yang menyatakan Palestina sebagai pihak yang bersalah atas perang yang sedang terjadi saat ini. Padahal, mereka telah menewaskan lebih dari 40.000 jiwa rakyat Palestina, dan 15.000 diantaranya adalah anak-anak. “Peristiwa 7 Oktober adalah cara kami bertahan dari serangan Israel.” Imbuhnya.

Di hadapan ribuan santri PMDG, Ramadhan mengajak semua orang, khususnya masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan penjajah dan membebaskan Tanah Suci Al Quds. “Jangan tangisi kami, jadikan air mata kalian amarah untuk melawan musuh ini (Zionis).” Setelah bicara, Ramadhan membuat konten singkat bersama bersama para santri.

Silaturrahim Husein Gaza dengan Pimpinan Pondok.

 Waleed Abu Jazar ikut berpidato singkat. Ia memperkenalkan diri sebagai calon doktor di masa depan yang telah menghadapi berbagai peperangan dan telah menyaksikan kejahatan penjajah, dan bangga terlahir sebagai anak Palestina. “Nama saya Dr. Waleed Abu Jazar, umur saya 7 tahun dan saya adalah anak Palestina.” Ujarnya sembari bergurau.

Setelah Ramadhan dan Waleed undur diri, Ustadz Muhammad Husein Gaza menambahkan beberapa poin penting. Salah satunya adalah tentang kemerdekaan Palestina. Menurut beliau, bangsa Palestina adalah bangsa yang merdeka karena mereka tidak tunduk kepada siapapun. Tidak seperti berbagai negara lain yang terlihat bebas, padahal mereka berada di bawah kendali sebuah kekuatan tanpa disadari. Sehingga mereka tidak berani melakukan aksi nyata untuk melawan Israel. “Saya tinggal di Gaza selama 12 tahun. Pada awalnya, saya kira seluruh negara di dunia ini sudah merdeka selain Palestina. Tapi saya salah. Ternyata, hanya Palestina negara yang merdeka. Sedangkan kita semua terjajah.”

Ustadz Husein merupakan jurnalis yang meliput kehidupan rakyat Palestina dan perjuangan mereka mengusir Zionis, sekaligus lulusan Islamic University of Gaza, perguruan tinggi yang didirikan Syekh Ahmad Yassin, pendiri organisasi Harakatu-l-Muqawwamah al-Islamiyah (Hamas). Dalam pembicaraannya, Ustadz Husein membuka mata para santri bahwa konflik Palestina-Israel bukan sekadar masalah 2 negara. Tapi itu merupakan konflik eksistensi kekuatan Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat. Beliau berpesan kepada santri PMDG untuk mempersiapkan diri melanjutkan perjuangan membebaskan Masjid Al Aqsa. “Tongkat estafet perjuangan akan sampai di generasi kalian.”

(Berita: Ghozi; Foto: Qoid; Review: Winka Ghazi)

Related Articles:

Muslim Palestina Gelar Salat Ghaib untuk KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.

Bertolak ke Jakarta, Kiai Hasan Hadiri Pertemuan di Kemlu RI Bahas Isu Palestina

GAMBARKAN KEPEDULIAN TERHADAP KONDISI PALESTINA

Menumbuhkan Rasa Persatuan Umat Islam dengan Silaturrahim Akbar Ulama dan Tokoh Islam Surakarta

0

Surakarta – Demi menumbuhkan rasa persatuan antar-umat Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan acara besar yaitu Silaturrahim Akbar Ulama dan Tokoh Islam Surakarta yang bertempat di Balai Kota Surakarta pada malam hari Rabu, 4 September 2024. Acara ini dihadiri dan diisi oleh Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG), K.H. Hasan Abdullah Sahal dan tokoh-tokoh Islam serta ulama setempat, di antaranya; Prof. Dr. K.H. Din Syamsuddin, M.A. (Muhammadiyah), K.H. Ahmad Wafie Maemoen Zubair (Nahdlatul Ulama), K.H. Ahmad Halim (PP. Takmirul Islam), K.H. Nur Kholid Syaifullah (Pimpinan Pusat Majlis Tafsir Al-Quran (MTA)).

Suasana Silaturrahim Akbar Ulama dan Tokoh Islam Indonesia di Surakarta.

Di tengah-tengah kesibukan dan pekerjaan masing-masing individu, para peserta sangat antusias untuk datang ke Balai Kota Surakarta guna mengikuti acara besar ini. Seluruh peserta sangat khidmat mengikuti acara dari awal sampai akhir. Beberapa dari peserta bahkan ada yang sampai duduk di jalan demi mendengarkan petuah, wejangan, dan nasihat yang disampaikan.

Dalam kesempatan emas ini, Pimpinan PMDG, K.H. Hasan Abdullah Sahal menjadi salah satu pembicara pada acara tersebut. Beliau menyampaikan dengan tegas tentang pentingnya kebersamaan dalam menghadapi teka-teki kehidupan pada zaman ini. “Indahnya persatuan, indahnya perbedaan, indahnya ukhuwwah. Jangan sampai setan-setan menghasut kita untuk berkelahi dan bercerai antar-umat Islam” amanat Kiai Hasan dalam pidatonya.

Sambutan K.H. Hasan Abdullah Sahal pada Silaturrahim Akbar Ulama dan Tokoh Islam Indonesia.

Di akhir acara, seluruh peserta berdoa bersama mengharapkan agar semua masalah-masalah umat Islam zaman ini segera selesai dan Indonesia menjadi negara yang masyarakatnya merasa aman setiap harinya.

Semoga acara Silaturrahim Akbar ini menjadikan seluruh umat Islam bersatu, bersama-sama dalam memerangi kekafiran dan kezaliman yang ada di Indonesia bahkan dunia dan juga menumbuhkan jiwa kebersamaan dalam bersosialisasi tanpa membeda-bedakan antarorganisasi Islam di Indonesia.

(Berita: Adha; Foto: Tim Multimedia Silaturrahim Akbar Ulama Indonesia; Reviewer: Winka Ghozi)

Related Articles:

Pasca Hadiri Silaturahim Alim Ulama Pimpinan/Pengasuh Pondok Pesantren Se-Kalimantan Selatan, Pimpinan PMDG Resmikan Masjid Nurul Anshar Darul Hijrah

Bersama Sejumlah Ulama, Kiai Hasan Temui Raja Salman di Istana

Galeri 90 Tahun Gontor: Multaqo Ulama Se-Asia Tenggara dalam Pelatihan Imam & Dai dan Reuni Alumni PKU

Ujian Untuk Perbarui Niat, Tegaskan Niat Ibadah Lillahi Ta’ala

0

GONTOR- Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) resmi memulai ujian tulis semester pertama pada hari Rabu (28/8). Ujian tulis diadakan serentak di seluruh kampus PMDG yang berjumlah 20 kampus baik kampus putra maupun putri. Seluruh santri dari kelas 1 sampai dengan 5 KMI tanpa terkecuali diharuskan mengikuti ujian semester pertama dengan niat yang benar sampai dengan selesai.

Pembukaan ujian tulis yang wajib diikuti oleh seluruh santri.

Ujian tulis belangsung selama 14 hari terhitung mulai tanggal 28 Agustus 2024 sampai dengan tanggal 10 September 2024. Dalam kurun waktu tersebut, para santri akan masuk ke ruang ujian selama 12 hari, yang artinya mereka mendapat keringanan waktu 2 hari untuk istirahat guna persiapan yang lebih matang lagi.

Rentetan kegiatan ujian tulis diawali dengan pembukaan sekaligus pengarahan oleh Pimpinan Pondok dan Direktur KMI, yang diikuti oleh seluruh santri. Bahkan, para santri juga mendapat arahan sebelum memulai ujian lisan beberapa pekan sebelumnya. Hal ini menandakan betapa Gontor sangat peduli akan kesiapan para santrinya sebelum menghadapi ujian, baik persiapan lahir maupun batin.

Direktur KMI memberikan arahan dan pesan kepada seluruh santri terkait jalannya ujian.

Pimpinan Pondok, K.H. Hasan Abdullah Sahal menyampaikan pesan kepada seluruh santri untuk bekerja keras jika ingin mendapatkan sesuatu. “Percaya dengan kerja keras! Segala sesuatu itu pasti akan mendapat balasan yang sesuai dengan apa yang dikerjakan”, tegas beliau kepada seluruh santri.

Selain itu, Bapak Direktur KMI, K.H. Masyhudi Subari, M.A. turut berpesan kepada seluruh santri agar tidak salah niat dalam menanggapi ujian yang ada. Sejatinya ujian adalah bagian dari belajar, yang mana niat dari belajar adalah “ibadah Lillahi Ta’ala”. Sebab menuntut ilmu sejatinya adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh seorang muslim.

(Berita: Mahadi; Foto: Qoid; Review: Winka Ghozi)

Related Articles:

Ujian Tulis KMI: Pentingnya Kecerdasan Naluri dan Nurani

Siswa Akhir KMI 2024 Hadapi Ujian Tulis Dengan Percaya Diri

Kegigihan Mewarnai Ujian Lisan Siswa Akhir KMI di PMDG

Lanjutan Program Penulisan Mushaf Gontor, LPMQ Adakan Kunjungan ke PMDG

0

GONTOR- Pada hari Selasa (27/8), Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag RI mengunjungi Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) untuk bertemu dengan Tim Penulisan Mushaf Gontor. Kunjungan ini bertujuan untuk melaksanakan pembinaan serta pendampingan terkait penulisan mushaf seperti kaidah penulisan rasm dan dhabth, serta hal-hal lainnya.

Rombongan LPMQ yang ikut serta dalam kunjungan ke PMDG berjumlah 4 orang, terdiri dari Muhammad Musaddad, M.Ag., selaku Kasubbag Tata Usaha, serta Achmad Khotib, M.A., Dr. Zaenal Arifin, M.A., dan Anton Zaelani, S.S, MA. HUM., selaku Pentashih Mushaf Al-Qur’an Ahli Muda.

Pertemuan LPMQ dengan Tim Mushaf Gontor untuk pembinaan serta pendampingan terkait penulisan mushaf.

Sampai saat ini penulisan Mushaf Gontor telah berjalan sampai dengan juz 8, dan ditargetkan akan mencapai Juz 15 di tahun ini. Nantinya, LPMQ akan terus mengawal proses berjalannya penulisan Mushaf, mulai dari penulisan, pemvektoran, hingga proses cetak sampai dengan selesai.

Sebelum memulai proses tashih mushaf, rombongan bersama dengan Tim Penulisan Mushaf Gontor menyempatkan waktu bersilaturrahim dengan Pimpinan Pondok di Kantor Pimpinan. K.H. Hasan Abdullah Sahal turut menyampaikan pesan kepada seluruh tim yang terlibat dalam proyek penulisan mushaf.

“Ini program baru yang belum pernah dikerjakan sebelumnya oleh Gontor. Alhamdulillah kita mempunyai SDM yang mumpuni di bidang khat. Maka salah jika kita tidak memanfaatkan kelebihan tersebut. Sangat rugi jika kita tidak mengadakan program penulisan mushaf ini.” pesan beliau kepada rombongan LPMQ dan Tim Penulisan Mushaf yang menghadiri acara tersebut.

Perfotoan bersama LPMQ dengan Tim Mushaf serta Pimpinan Pondok.

Selain itu, Prof. Dr. K.H. Amal Fathullah Zarkasyi, M.A., turut menyampaikan dukungannya terhadap proyek penulisan mushaf Gontor ini. Menurut beliau, mushaf Gontor adalah legacy yang harus ditinggalkan dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.

“Menuju 100 tahun kita harus punya legacy peninggalan. Kita harus mengambil pelajaran dari proyek ini. Proyek ini besar dan mulia. Mudah-mudahan dapat dicontoh oleh generasi generasi yang akan datang.” beliau menambahkan.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan kepada seluruh pihak yang turut serta dalam proyek ini sampai dengan selesainya nanti. Selain itu, harapannya proyek ini juga dapat menjadi inspirasi untuk pondok-pondok lainnya agar mau turut menulis mushaf sebagaimana yang dilakukan di Gontor.

(Berita: Mahadi; Foto: Qoid; Reviewer: Winka Ghozi).

Related Articles:

Menilik Mushaf Al-Quran Gontor: Ada Tiga Hal yang Istimewa

Kick off 100 Tahun Gontor, Resmikan Penulisan Mushaf Gontor

Menjelang Peringatan 100 Tahun Gontor, Kampus Putri PMDG Adakan Lomba & Seminar Kaligrafi

Nasionalisme di Pesantren, oleh: KH. Hasan Abdullah Sahal

0

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang memiliki nasionalisme dan fanatisme terhadap bangsa, negara, dan segala yang dia miliki. Setiap orang juga mempunyai rasa cinta terhadap sejarahnya, sejarah tanah airnya, tanah kerjanya, dan tanah tempatnya bermain. Sehingga semua hal tersebut menjadi sesuatu yang berharga bagi dirinya. Dalam bahasa Arab terdapat kata “اِعْتَزَّ” yang berarti mencintai sesuatu sampai pada derajat tidak mau kehilangannya.

Indonesia merupakan sebuah negara yang sudah merdeka. Negara mana saja yang merdeka maka dipastikan negara tersebut akan mempertahankan, membina, mengisi, dan membela kemerdekaannya secara total. Hal ini merupakan fitrah sebuah bangsa yang merdeka, karena sudah memiliki kesadaran bahwa penjajahan adalah hal yang sangat merugikan bagi suatu bangsa. Indonesia pernah dijajah berabad-abad lamanya oleh berbagai negera seperti: Portugis, Spanyol, Prancis, Inggris, Belanda, dan Jepang. Itu semua karena kebodohan, kemiskinan, kelemahan, dan tidak memiliki rasa percara diri untuk membuat sendiri bangsa yang merdeka.

Para penjajah tentunya ingin mempertahankan daerah jajahannya dengan segala cara. Penjajah pada zaman dahulu menjadikan bangsa Indonesia sebagai jajahannya, karena mereka  memiliki rasa kepercayaan diri atau dalam bahasa Arab ‘عزّة النفس’ yang tipis. Sehingga bangsa Indonesia tidak bisa bangkit dan tidak memiliki rasa cinta tanah air. Penjajahan juga menjadikan bangsa Indonesia memiliki jiwa nasionalisme yang lemah. Sehingga rasa kepemilikan terhadap tanah air, keinginan untuk berkorban, serta membela negaranya lemah. Inilah yang terjadi pada saat bangsa Indonesia masih terjajah oleh berbagai negara secara silih berganti pada masa lalu.

Nasionalisme adalah tentang kepemilikan dan kecintaan terhadap apa yang dimiliki, apa yang dicintai oleh seseorang untuk bangsanya.

Dalam menghindarkan diri dari penjajahan, KH. Hasan Abdullah Sahal, pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor menekankan dua hal, yaitu nurani kemanusiaan dan naluri kebangsaan. Setiap individu dalam bangsa Indonesia pasti mempunyai nurani atau hati kecil yang telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kemudian setiap orang juga memiliki naluri yang dibentuk dari perwatakan turun temurun dan lingkungan. Nurani dan naluri bangsa Indonesia adalah bertuhan atau menyembah Tuhan, sehingga ciri khas dari bangsa Indonesia adalah menganut salah satu dari berbagai macam kepercayaan.

Manusia yang memiliki nurani dan naluri kebangsaan tidak akan rela jika bangsa atau negaranya dijajah dan dikuasai oleh bangsa asing. Dalam teks pembukakan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia telah dinyatakan bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Naluri bangsa Indonesia yang sudah terbentuk sejak dulu adalah anti ateisme atau anti terhadap manusia yang tidak bertuhan, anti terhadap orang-orang yang menjajah, dan anti terhadap antek-antek penjajah. Itu karena karakter penjajah adalah tidak akan melepaskan wilayah jajahannya sebab mereka menikmati hasil dari negara jajahan dan memonopoli wewenang terhadap wilayah pendudukannya.

KH. Hasan Abdullah Sahal berkata bahwa terdapat “5K” yang dilakukan untuk melakukan penjajahan terhadap suatu negara. “K” yang pertama adalah kacaukan. Negara yang akan atau sedang dijajah tidak boleh merasakan keamananan, kerukunan, ketenangan, dan keharmonisan di antara rakyat dan pemerintahannya sehingga kemudian terjadilah perpecahan dan kekacauan. Dengan ini, negara tersebut akan meminta penyelesaian masalah kepada penjajah yang dianggap mampu untuk menyelesaikan masalah dalam negerinya.

Setelah memberikan solusi dan pemecahan masalah kepada negara yang sedang dikacaukan tadi, maka “K” yang kedua adalah kendalikan. Negara penjajah akan mengatakan kepada negara yang diduduki agar kekacauan dan perpecahan yang terjadi jangan diurusi sendiri dan diselesaikan sendiri. Tetapi biarlah negara penjajah yang akan menyelesaikan dan mengurusi segala masalah yang ada. Dengan solusi dan penyelesaian masalah inilah negara penjajah akan mengendalikan negara jajahannya dengan segala kebijakan dan peraturan yang tentu akan menguntungkan bagi negara penjajah tersebut.

Akhirnya terjadilah “K” yang ketiga yaitu kuasai. Dengan menguasai negara yang diduduki, penjajah dapat melarang dan memerintahkan serta mengatur semaunya rakyat dari negara yang sedang dijajah untuk keuntungan penjajah. Dengan kewenangan untuk melarang dan memerintahkan negara yang sedang dijajah, negara penjajah dapat menguras dan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia untuk memperoleh keuntungan materi secara maksimal sesuai dengan “K” yang keempat yaitu kuras.  Setelah dikuras baik itu sumber daya alam dan tenaga dari sumber daya manusia yang ada, maka “K” yang kelima adalah kurus, konyol, krempeng sampai mati atau tidak adanya kesejahteraan bagi rakyat yang sedang dijajah.

Bangsa penjajah dan yang dijajah dapat diibaratkan seperti kuda dan kusir. Kusir hanya memposisikan kudanya sebagai tunggangan yang mudah untuk diperintahkan dan diarahkan kemanapun kusir kehendaki. Tidak akan kusir mau turun derajatnya menjadi kuda dan selamanya kuda akan tetap menjadi kuda dan tidak akan menjadi kusir.

Kemerdekaan Indonesia yang dapat dinikmati sekarang sebenarnya kemerdekaan yang memiliki derajat yang rendah. Sebenarnya Indonesia belum merdeka karena mata dan telinga kita sebagai bangsa  Indonesia, hidup sedang dijajah, dan sampai undang-undang yang berlaku di Indonesia juga undang-undang yang dijajah. Penjajahan yang terjadi di zaman modern ini tentu terjadi bukan dengan senjata, tetapi penjajahan secara halus dengan penanaman kebiasaan yang buruk, merusak moral, dan akhlak para pemuda Indonesia. Penjajahan yang lain ialah dengan cara memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang seharusnya bisa dikelola sendiri oleh bangsa Indonesia dan memberikan keuntungan bagi rakyat, tetapi justru dinikmati oleh para penjajah.

Seharusnya dengan segala fenomena yang terjadi di zaman sekarang, kita sebagai bangsa Indonesia harus menanamkan kepada diri kita rasa tanggung jawab untuk mempertahankan apa yang kita miliki ini dan menyadari bahwa bangsa Indonesia sedang dibuat terpecah belah. Perpecahan ini menyebabkan tipisnya rasa kebangsaan dan nasionalisme rakyat Indonesia terhadap negaranya sendiri.

Kita sebagai generasi penerus harus bisa meneruskan perjuangan nasionalisme para pahlawan yang telah memerdekakan Indonesia dari penjajahan. Apa yang para pahlawan hadapi pada zaman dahulu itu sama dengan apa yang dihadapi pada zaman sekarang. Dulu dijajah secara fisik dan sekarang juga dijajah secara halus. Maka, kita harus memperjuangkan kembali kemerdekaan yang hakiki bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang merdeka dan bebas dari segala macam bentuk penjajahan.

Kita harus membina, membangun, dan membangkitkan kembali rasa nasionalisme dan kebangsaan yang ada dalam diri kita. Kita harus memperjuangkan apa yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia karena yang kita miliki tidak boleh diganggu dan dirampas oleh orang lain. Kita harus menjadikan bangsa ini bangsa yang merdeka, yang bisa menentukan arah kehidupannya sendiri sesua dengan kebenaran yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Generasi penerus bangsa Indonesia harus mewarisi dan memiliki nurani kemanusiaan dan naluri kebangsaan dari para pahlawan yang telah mendahuluinya. Ini sangatlah penting mengingat banyak generasi penerus sekarang yang hanya menjadi generasi strawberry atau generasi yang tampan, gagah, cantik, tetapi sangat mudah untuk layu dan lembek. Maka, kita harus menjadi generasi penerus yang kuat dan mampu memperjuangkan kemerdekaan yang sebenarnya bagi bangsa Indonesia dengan rasa nasionalisme yang tinggi serta nurani dan naluri kebangsaan yang kuat.

(Artikel: Akmal; Foto: Wahyu; Reviewer: Qoid Ibadurrahman, Winka Ghozi)

Related Articles:

HUT RI ke-79: Gontor dan Pesantren Tegaskan Komitmen Anti Penjajah dan Penjajahan

Bangkitkan Jiwa Patriotisme dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-77

Upacara HUT RI Ke-77; Pertahankan Jati Diri Demi Kedaulatan Bangsa